Orang desa sering diartikan sebagai orang yang ketinggalan zaman. Ada juga yang menyebutkan bahwa orang desa ini adalah orang awam yang jauh dari kata canggih. Bahkan ada yang menganggap orang desa itu kampungan, orang yang jauh dari dunia pendidikan dan modernisasi. Jika orang desa mendengar definisi yang demikian, mereka tidak akan pernah marah. Kenapa? Karena orang-orang desa memang identik dengan definisi seperti itu. Tapi definisi itu adalah untuk orang-orang desa zaman dahulu.
Sedangkan jika kita lihat fenomena yang ada saat ini, berbanding terbalik dengan definisi tersebut. Sekarang orang-orang desa sudah mengenal dunia luar melalui internet, televisi, handphone sebagaimana yang dilakukan orang-orang daerah perkotaan. Tidak sedikit dari mereka yang juga telah menamatkan pendidikan di tingkat perguruan tinggi baik swasta maupun negeri. Ada juga yang telah berhasil menduduki kursi-kursi penting tertentu di tingkat negara.
Jika kita telusuri dengan sebaik-baiknya, kebanyakan dari orang sukses itu berasal dari orang yang memiliki keinginan kerja keras. Tidak sedikit orang-orang yang berasal dari desa yang juga telah menjadi orang-orang yang sukses. Kenapa bisa demikian?. Orang-orang yang berasal dari desa ini telah dibekali kerja keras, sehingga mereka merasa bahwa dengan semangat kerja keras itulah yang akan menjadikan mereka sebagai orang-orang yang sukses.
Meskipun telah banyak orang-orang desa yang sukses, namun tetap perlu kita ingat bahwa keterampilan yang mereka miliki itu berasal dari pengaruh lingkungan sekitar. Dengan dukungan yang diperoleh dari lingkungan sekitarlah penduduk desa dapat menjadi orang yang sukses. Bahkan ada beberapa orang yang mengatakan bahwa meskipun berada di desa mereka seolah-olah berada di kota. Bahkan ada juga yang berpindah dari kota kembali ke desa dengan alasan-alasan bahwa di desa lebih mudah bergaul jika dibandingkan dengan di kota. Berikut adalah aktivitas-aktivitas yang masih dilakukan oleh orang-orang desa yang sulit untuk dihilangkan.
1. Gotong Royong
Pada umumnya masyarakat pedesaan masih kental dengan kebiasaan gotong royong. Kegiatan gotong royong ini bertujuan untuk mempertahankan rasa persatuan dan kesatuan antar masyarakat. Kebiasaan gotong royong ini dilakukan oleh masyarakat pedesaan juga untuk menumbuhkan rasa persaudaraan antar masyarakat. Gotong royong bukan hanya identik dengan pembersihan jalan atau tempat ibadah, akan tetapi gotong royong juga sering terjadi ketika salah satu warga akan mendirikan rumah, maka warga-warga yang lain akan turut membantu dengan ikhlas.
2. Wirid Yasin
Jika kita berkunjung ke daerah pedesaan pada hari jumat, maka kita akan menemukan beberapa kelompok ibu-ibu yang melakukan ibadah wirid yasin. Meskipun ibadah ini tidak wajib, namun mereka mempunyai semangat tinggi untuk melakukannya. Wirid yasin ini dilakukan bertujuan untuk menjaga rasa solidaritas antar umat islam yang berada dilingkungan setempat.
Selain kaum ibu, kaum bapak juga melakukan hal yang sama. Akan tetapi waktu pelaksanaannya yang berbeda. Jika ibu-ibu melakukannya pada hari kamis atau jumat sore, maka bapak-bapak akan melakukannya pada malam jumat. Kegiatan ini juga dilakukan ketika salah satu warga meninggal dunia selama tujuh hari tujuh malam.
3. Takziah
Kebiasaan takziah masih sangat mudah kita temukan di daerah pedesaan. Berbeda halnya dengan di perkotaan, mereka akan menyewa penggali kubur, jika kita berada di desa penggali kubur akan membantu dengan ikhlas tanpa mengharapkan pamrih sedikitpun. Demikian halnya ketika pemakaman, mereka akan beramai-ramai mengantarkan jenazah ke pemakaman.
3. Arisan
Salah satu rutinitas ibu-ibu di daerah pedesaan yang sangat sering kita jumpai adalah arisan. Arisan ini dilakukan untuk mengumpulkan uang kemudian diberikan kepada yang mendapatkan undian melalui kocokan. Arisan ini ada yang dilakukan seminggu sekali, ada juga yang melakukannya dua minggu sekali, satu bulan sekali tergantung kepada kesepakatan bersama. Adapun besarnya pembayaran arisan tergantung kepada kesepakatan juga. Untuk saat ini arisan telah dibedakan menjadi dua. Yaitu berkumpul disuatu tempat yang telah ditentukan dan disitulah akan terjadi pencabutan undian. Namanya yang keluar berhak mendapatkan arisan pada hari itu. Dan cara yang kedua adalah undian dilakukan diawal kegiatan. Kemudian ditunjuk seorang panitia penyelenggara yang bertugas untuk mengumpulkan uang dari anggota arisan dari rumah ke rumah. Panitia penyelenggara ini akan mendapatkan upah dari pelanggan sesuai dengan kesepakatan.
4. Silaturahmi
Jika dikota-kota besar kita temukan orang-orang berkumpul di warung kopi, namun ketika kita berada di pedesaan, kita akan menemukan orang-orang yang saling berkunjung ke rumah orang lain. Hal ini dilakukan untuk mengenal satu dengan yang lain atau untuk menjaga tali silaturahmi antar masyarakat. Demikian halnya ketika hari raya, tidak sedikit dari masyarakat pedesaan yang mengunjungi rumah-rumah tetangganya untuk melakukan silaturrahmi.
5. Ronda malam
Program ronda malam ini sudah mulai dilupakan oleh sebagian besar dari warga masyarakat. Biasanya mereka akan melakukan ronda malam jika telah terjadi kriminalitas. Namun bagi beberapa desa, kegiatan ronda malam ini masih sering dilakukan demi keamanan bersama.
Itulah kebiasaan-kebiasaan yang masih mudah kita temukan di daerah pedesaan.
semoga bermanfaat!
Comments
Post a Comment